Source http://nasional.kompas.com/read/2010/10/04/17465016/Joko.dan.Herry.Terima.Bung.Hatta.Award
Walikota Surakarta, Joko Widodo dan pemerintah Kota Yogyakarta, Herry Zudianto terpilih sebagai penerima penghargaan "Bung Hatta Antikorupsi Award" (BHACA) 2010, Senin (4/10/2010). Kedua birokrat tersebut dinilai berjasa dalam reformasi birokrasi melalui kebijakan daerahnya.
Faktor yang dilihat, integritasnya, bersih, tindakan-tindakan nyata membangun sistem transparan, memperkecil kmungkinan korupsi, dampak reformasi birokrasinya, upaya yang melibatkan masyarakat dan faktor keberlanjutan program.
"Faktor yang dilihat, integritasnya, bersih, tindakan-tindakan nyata membangun sistem transparan, memperkecil kmungkinan korupsi, dampak reformasi birokrasinya, upaya yang melibatkan masyarakat dan faktor keberlanjutan program," ujar Ketua Dewan Juri BHACA, Betti Alisjahbana dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Menurut Betti, Joko banyak melakukan berani melakukan perubahan melalui program-programnya. Seperti efisiensi anggaran, perbaikan administrasi pelayanan, pelayanan pendidikan bagi yang tidak mampu, dan yang paling menonjol pemberdayaan pedagang kaki lima dengan merelokasikannya tanpa kekerasan, serta memberi surat izin usaha hingga pedagang kaki lima tersebut dapat mencari pinjaman bank.
"Berhasil membangun 13 pasar tradisional, taman kota, trotoar, jalan kaki, juga sangat menonjol, merelokasi 989 pedagang kaki lima tanpa kekerasan, pendekatan dialog, memberi kios gratis, diberi SIUP jadi bisa dapat pinjaman bank," kata Betti.
Sedangkan Herry Zudianto dinilai mampu membenahi layanan publik di Yogyakarta dengan layanan satu pintunya, mengembangkan sektor investasi dengan elektronik goverment yakni, mekanisme komplain elektronik, pencegahan korupsi di sekolah dan menjamin pendidikan siswa tidak mampu. "Herry Zudianto juga punya gaya hidup sederhana dan kepemimpinan merakyat," tambahnya.
Ketua Pengurus Harian Perkumpulan Bung Hatta Antikorupsi Award, Natalie Soebagjo menyampaikan, kedua pemenang penghargaan tersebut dipilih dari 38 orang birokrat melalui seleksi administrasi serta verifikasi lapangan tim juri. Diharapkan, kata Natalie, penghargaan bagi pahlawan antikorupsi tersebut dapat membesarkan hati kedua pemenang hingga makin termotivasi.
"Kami ingin membesarkan hati mereka yang selama ini berbuat baik tapi tidak pernah dihargai. Karena jarang sekali pemberantasan korupsi dilakukan melalui pemberian penghargaan," tuturnya.
Adapun pemberian penghargaan Bung Hatta Antikorupsi Award ke-emapt tersebut akan dilakukan secara seremonial pada 28 Oktober. Sejak 2003 perkumpulan Bung Hatta Anikorupsi Award sudah memberikan penghargaan kepada beberapa tokoh antikorupsi seperti Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Calon Ketua KPK, Busyro Muqoddas serta tokoh lain seperti Saldi Isra, Moh Yamin, Syamsul Qamar, Erry Riyana Hardhapamekas, Karaniya Dharmasaputra, dan Amien Sunaryadi.
Faktor yang dilihat, integritasnya, bersih, tindakan-tindakan nyata membangun sistem transparan, memperkecil kmungkinan korupsi, dampak reformasi birokrasinya, upaya yang melibatkan masyarakat dan faktor keberlanjutan program.
-- Betti Alisjahbana
"Faktor yang dilihat, integritasnya, bersih, tindakan-tindakan nyata membangun sistem transparan, memperkecil kmungkinan korupsi, dampak reformasi birokrasinya, upaya yang melibatkan masyarakat dan faktor keberlanjutan program," ujar Ketua Dewan Juri BHACA, Betti Alisjahbana dalam jumpa pers di Jakarta, Senin.
Menurut Betti, Joko banyak melakukan berani melakukan perubahan melalui program-programnya. Seperti efisiensi anggaran, perbaikan administrasi pelayanan, pelayanan pendidikan bagi yang tidak mampu, dan yang paling menonjol pemberdayaan pedagang kaki lima dengan merelokasikannya tanpa kekerasan, serta memberi surat izin usaha hingga pedagang kaki lima tersebut dapat mencari pinjaman bank.
"Berhasil membangun 13 pasar tradisional, taman kota, trotoar, jalan kaki, juga sangat menonjol, merelokasi 989 pedagang kaki lima tanpa kekerasan, pendekatan dialog, memberi kios gratis, diberi SIUP jadi bisa dapat pinjaman bank," kata Betti.
Sedangkan Herry Zudianto dinilai mampu membenahi layanan publik di Yogyakarta dengan layanan satu pintunya, mengembangkan sektor investasi dengan elektronik goverment yakni, mekanisme komplain elektronik, pencegahan korupsi di sekolah dan menjamin pendidikan siswa tidak mampu. "Herry Zudianto juga punya gaya hidup sederhana dan kepemimpinan merakyat," tambahnya.
Ketua Pengurus Harian Perkumpulan Bung Hatta Antikorupsi Award, Natalie Soebagjo menyampaikan, kedua pemenang penghargaan tersebut dipilih dari 38 orang birokrat melalui seleksi administrasi serta verifikasi lapangan tim juri. Diharapkan, kata Natalie, penghargaan bagi pahlawan antikorupsi tersebut dapat membesarkan hati kedua pemenang hingga makin termotivasi.
"Kami ingin membesarkan hati mereka yang selama ini berbuat baik tapi tidak pernah dihargai. Karena jarang sekali pemberantasan korupsi dilakukan melalui pemberian penghargaan," tuturnya.
Adapun pemberian penghargaan Bung Hatta Antikorupsi Award ke-emapt tersebut akan dilakukan secara seremonial pada 28 Oktober. Sejak 2003 perkumpulan Bung Hatta Anikorupsi Award sudah memberikan penghargaan kepada beberapa tokoh antikorupsi seperti Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Mantan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Calon Ketua KPK, Busyro Muqoddas serta tokoh lain seperti Saldi Isra, Moh Yamin, Syamsul Qamar, Erry Riyana Hardhapamekas, Karaniya Dharmasaputra, dan Amien Sunaryadi.
No comments:
Post a Comment